Ahmed Deedat
This post is also available in:
English
عربى (Arabic)
Deutsch (German)
اردو (Urdu)
Ahmed Deedat
Ahmed Deedat (1918-2005) adalah salah satu dari missionaris dan polemis Muslim yang paling menonjol di abad ke-20. Ia mendirikan Pusat Penyebaran Islam di tahun 1957 dan debat serta tulisannya terus beredar di seluruh dunia. Metodologi dan argumentasi Deedat mempengaruhi banyak polemis Muslim terkemuka lainnya yang ada di abad ke-21. Menurut seorang penulis, “Ia [Deedat] hampir tidak bisa digolongkan sebagai seorang ‘pemikir’ dalam pemahaman elitis dan akademis. Akan tetapi, sebagai acuan, pengaruhnya mungkin jauh lebih besar daripada mereka yang termasuk dalam kaum intelektual yang terlatih secara akademis …” (David Westerlund, “Ahmed Deedat’s Theology of Religion: Apologetics through Polemics”; Journal of Religion in Africa, 33(3) 2003).
Meskipun Deedat bukan berasal dari Sekte Ahmadiyah, ia memakai argumentasi seperti seorang Ahmadiyah yang mengatakan bahwa Yesus disalibkan di kayu salib tetapi Ia tidak mati. Ini membuat beberapa orang Muslim mengkritik Deedat karena banyak orang Muslim tidak percaya bahwa Yesus pernah dipakukan di atas kayu salib. Pandangan Deedat juga memunculkan sebuah pemahaman yang menarik yang dibuat oleh seorang Kristen bernama John Gilchrist dalam sebuah simposium. John Gilchrist disebutkan bertanya kepada audiens yang berlatar belakang Muslim,
… kita sudah mendengar sudut pandang Muslim yang diajukan oleh Ahmed Deedat. Sekarang saya mau terlebih dahulu menanyakan sesuatu, ini: Apakah anda percaya kepada apa yang disampaikan oleh Ahmed Deedat? (Jawaban dengan suara keras: YA).
Saya mau melanjutkan untuk mengajukan pertanyaan lain kepada semua orang Muslim yang hadir di sini bahwa kalau anda percaya kepada apa yang dikatakan oleh Ahmed Deedat (Jawaban dengan suara keras lagi: YA), maka anda tidak percaya kepada apa yang dikatakan Al-Quran (YA!?)
Saya meminta siapapun dari antara kaum Muslim untuk berdiri di sini pada malam hari ini dan yang bisa menjelaskan kepada saya bahwa Al-Quran tidak mengatakan bahwa Mesias itu tidak pernah disalibkan, bahwa bahwa yang isalibkan adalah orang lain, benar demikian, bukan? Tidakkah Al-Quran mengatakan bahwa Allah mengangkat Yesus kehadirat-Nya sendiri? Tidakkah Al-Quran mengatakan bahwa Allah melindungi Dia? Tidakkah Al-Quran mengatakan bahwa Allah menyerupakan seseorang lain yang seperti Dia? Tidakkah Al-Quran mengatakan bahwa Allah menyalibkan seorang pengganti itu? Yang mana yang lebih anda percaya? Deedat atau Al-Quran? (Jawaban keras : Al-Quran).
Setelah menyadari kontradiksi antara percaya kepada apa yang dikatakan Al-Quran dengan percaya kepada argumentasi Ahmed Deedat,
…audiens Muslim yang jumlahnya sangat banyak itu terdiam dan merasakan kekalahan, sesuatu yang tidak diterima dengan baik oleh kaum Muslim. Jadi audiens Muslim pada satu saat dengan sangat bersemangat berseru bahwa Deedat itu benar, dan kemudian ketika kebenaran dari Al-Quran ditunjukkan kepada mereka, mereka menjawab bahwa Al-Quran itu benar, yang pada dasarnya menunjukkan kepada mereka posisi mereka yang memalukan dalam argumentasi tentang penyaliban yang diajukan oleh Ahmed Deedat. (Muslim Digest, Maret 1977; dikutip di dalam “Deedat in the Balance”).
Deedat percaya bahwa Alkitab hanyalah sebuah fiksi, dan ia menambahkan penafsiran fiksionalnya sendiri kepada Alkitab untuk membuktikan apa yang dia (?) dan golongan terbesar kaum Muslim tidak percayai sendiri: bahwa Yesus pingsan di kayu salib. Deedat mungkin kedengaran meyakinkan bagi orang-orang Muslim yang belum pernah membaca Alkitab. Namun, dari cara pandang Kristen, banyak penafsiran Deedat hanyalah bersifat khayalan, tidak masuk akal, dan bahkan kadangkala jelas sekali tidak jujur.
Sayyid Al-Qimni, seorang penulis dari Mesir, mengatakan di dalam Saudi TV bahwa dunia Islam “…tidak tahu apa-apa tentang keyakinan saudara-saudara [Kristen] itu, kecuali apa yang dituliskan di dalam Al-Quran dan hadits. Mereka tidak tahu apa-apa tentangnya [Kekristenan]” (Muslims and Their Knowledge About Christianity). Ini memberikan kesempatan yang sangat baik untuk menantang sahabat-sahabat Muslim anda dengan menjelaskan bahwa kalau mereka berpikir bahwa mereka memahami Kekristenan karena membaca dari Al-Quran, Hadits, tulisan Deedat atau beberapa apologetis Muslim lainnya, mereka sepenuhnya keliru. Undang mereka untuk memahami Kekristenan dengan membaca Alkitab dan belajar mengenai hal itu dari perspektif Kristen.
Nampaknya Deedat “menulis ulang” Alkitab di atas dasar dugaannya bahwa Yesus tidak mati di kayu salib. Ia dengan bebas mengambil teks dari dalam Alkitab untuk memutar balikkan maknanya sesuai dengan apa yang dipikirnya benar—bahwa Yesus tidak mati di kayu salib. Ini taktik yang tidak jujur yang biasa disebut sebagai “membentuk kebenaran sendiri dari suatu teori.” Deedat juga bersalah melakukan apa yang disebut oleh para filsuf sebagai “dalih khusus.” Ia mengatakan bahwa Alkitab itu sudah dipalsukan dan kemudian berbalik membuat kutipan dari dalam Alkitab seolah-olah Alkitab merupakan kesaksian yang bisa diandalkan. Deedat tidak pernah membuat penjelasan yang membenarkan tindakannya menerima sebagian dari Alkitab Kristen tetapi menolak sebagian yang lainnya. Bisakah ia melakukan hal yang demikian tanpa memunculkan pertanyaan mengapa hal itu bisa dilakukannya?
Ambil contoh argumentasi Deedat yang mengatakan bahwa Yunus tidak mati di perut ikan dan karena itu Yesus juga tidak mati di kayu salib. Ini jelas sekali salah dan bertentangan dengan pengajaran Yesus di bagian-bagian lain. Perhatikan dengan seksama bahwa Yesus pernah mengatakan kalau Dia LEBIH BESAR daripada Yunus.
Matius 12:39-41
39 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.
40 Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.
41 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus
Yesus LEBIH BESAR daripada Yunus karena Dia mati dan bangkit kembali. Dengan mengatakan bahwa diri-Nya LEBIH BESAR daripada Yunus, Yesus sama sekali tidak menyangkal apa yang sudah diajarkan-Nya dengan sangat jelas mengenai kematian-Nya sendiri:
Matius 16:21
Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Matius 20:17-19
Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan:
18 “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.
19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.”
Matius 26:1-2
Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya:
2 “Kamu tahu,bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.”
Matius 26:6-12
Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta,
7 datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang
mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan.
8 Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: “Untuk apa pemborosan ini?
9 Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang
miskin.”
10 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: “Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku.
11 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.
12 Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk
penguburan-Ku
Ada kemiripan antara Yesus dengan Yunus tetapi perlu diingat bahwa keduanya tidak identik. Di satu sisi, Yunus tidak dijatuhi hukuman oleh Imam Besar sedangkan hal itu terjadi kepada Yesus. Yunus hampir mati karena ia tidak taat kepada perintah Allah, sedangkan Yesus tidak pernah melanggar perintah Allah. Yunus tidak mau pergi ke Niniwe karena ia kuatir bahwa mereka akan menjadi percaya; Yesus naik ke kayu salib untuk menjadikan seteru-seteru-Nya menjadi sahabat-sahabat-Nya.
Bukan metode penafsiran yang benar dalam menjelaskan asumsi anda mengenai penyaliban yang dituliskan dalam Injil Matius (Ingat Bed of Procrustes?) Ini kesalahan logis yang seringkali dinamakan “membentuk kebenaran sendiri dari sebuah teori.” Juga sangat tidak benar untuk mengabaikan konteks lebih luas dari kitab Matius yang sangat jelas sekali melawan asumsi anda. Ini juga merupakan kesalahan logis yang biasa disebut “dalih khusus.”
Dengan mengatakan bahwa diri-Nya LEBIH BESAR daripada Yunus, Yesus sedang mengajarkan bahwa apa yang akan terjadi kepada-Nya juga lebih besar daripada apa yang terjadi kepada Yunus. Yesus sudah menaklukkan maut dan tidak ada seorang lain yang pernah melakukannya!
Ada sesuatu yang lain yang perlu kita ingat. Baik Yesus maupun Yunus sama-sama memberitakan berita pertobatan. Yunus memberitakan, “40 hari lagi dan Niniwe akan dibinasakan.” Yesus juga memberitakan berita pertobatan kepada orang-orang Yahudi. Niniwe bertobat karena pengajaran Yunus dan karena itu tidak dibinasakan. Yerusalem tidak bertobat setelah menerima pengajaran Yesus dan dibinasakan pada tahun 70 M (hampir 40 tahun setelah Yesus disalibkan). Karena orang-orang Yahudi tidak bertobat, penghukuman yang diberitakan Yunus jatuh ke atas orang-orang Yahudi.
Sebagai kesimpulan, Yesus mengajarkan bahwa apa yang terjadi kepada-Nya jauh lebih besar daripada apa yang terjadi kepada Yunus. Yesus akan disalibkan oleh orang-orang Yahudi yang tidak percaya, Ia akan bangkit dari kematian dan sebagai bukti dari hakekat-Nya sebagai Raja maka Ia akan menghukum Yerusalem atas ketidakpercayaannya. Penghukuman Yesus atas Yerusalem terjadi hampir 40 tahun setelah Ia disalibkan, sebagaimana yang dikatakan-Nya.
Tanda-tanda yang besar dan tinggal tetap yang diberikan Yesus kepada orang-orang Yahudi pada jaman-Nya juga menjadi tanda bagi kita hari ini. Yesus sudah menaklukkan maut dan tidak ada seorang lain yang pernah melakukannya! Kubur-Nya kosong. Karena Yesus sudah bangkit dari kematian, kita bisa yakin akan jaminan keselamatan dari-Nya. Yesus mengatakan,
Yohanes 5:24
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Hormat saya,
Aaron
Laman yang Berkaitan:
Kitab Injeel tidak pernah ada.
Tritunggal, Tauhid, dan Monotheisme
Masuk Islam? Mengapa?
Baca baca Apakah Al-Quran Adalah Firman Allah?